Gambar orang mancing di atas persis spt kehidupan para losser di forex: mau santai2 dpt duit, tapi lihat...
Yg pertama trading di tahan wkt sdg loss.
Yg kedua profit sedikit2 diambil.

Kedua kebiasaan itu ilusi yang akan menghasilkan cara trading yang loss. Sikap yang benar seharusnya adalah: quick cut loss & let the profit run. Sewaktu merencanakan entry kita sudah tahu dimana kita akan cut loss, dan itu harus ditaati. Sedangkan profitnya tdk usah kita pikirkan, krn begitu arah kita benar maka kita tahan/hold posisi open kita selama mungkin dg memasang SL yg digeser2. Tidak penting berapa kali kita menang, yang penting waktu kalah kita lossnya terbatas dan waktu menang profitnya buanyakkk.
Klik gambar di bawah ini utk melihat bgm seharusnya kehidupan kita sbg pendekar forex
You can be FREE.
You can live and work anywhere in the world.
You can be independent of routine and not answer to anybody.
This is the life of a successful trader

A road diverged in a wood and I took the one less traveled by. And that has made all the difference

WATER AND LIFE

A group of working adults got together to visit their University lecturer.
The Lecturer was happy to see them.
Conversation soon turned into complaints about stress in work and life.
The Lecturer just smiled and went to the kitchen to get an assortment of
cups - some porcelain, some in plastic, some in glass, some plain looking
and some looked rather expensive and exquisite.
The Lecturer offered his former students the cups to get drinks for
themselves.
When all the students had a cup in hand with water, the Lecturer spoke:
"If you noticed, all the nice looking, expensive cups were taken up,
leaving behind the plain and cheap ones.

While it is normal that you only want the best for yourselves, that is the
source of your problems and stress.
What all you wanted was water, not the cup, but we unconsciously went for
the better cups."
"Just like in life, if Life is Water, then the jobs, money and position in
society are the cups.
They are just tools to hold/maintain Life, but the quality of Life doesn't
change."
"If we only concentrate on the cup, we won't have time to enjoy/taste the
water in it."

Read More......

EMPATI

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan
Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.
Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena
lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal,
jika mau, bisa saja mereka menolak.
Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang
menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula
yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.
Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani
anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan
keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya
membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap
makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat.
Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas
meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam
itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya
bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu?
Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang
cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu
meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas
meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di
sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah.
Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak
habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti
itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus
dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.


Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika
bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak
melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah
melakukannya.


Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya
dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di
banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang
sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.


Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal
meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.
Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan
besar sekali bagi para pelayan restoran.


Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar.
Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di
sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks
melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu
hati untuk membuang sampah di situ.


Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan
ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada
satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk
atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak
besar.


Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang
memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari
itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa
bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.
Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal
mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar
karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab
dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat
kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang
indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang
yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari.
Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia
dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima
kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia,
kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat
orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang
lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau
angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan
bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus
berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?''
Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya.
Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya
segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain
bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang
lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di
restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar,
kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen
karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal
karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara
kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka
pintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada
orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang
membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya
terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita
tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah
dari diri Anda lebih dulu.


Mulailah sekarang juga.

Read More......

Valuing Our Time And Opportunity

Jack baru saja mendapatkan pelajaran berharga. Ia membuka sebuah kotak keemasan dan ia mendapati di dalamnya sesuatu yang sangat berharga juga secarik kertas yang sangat berkesan.Waktu kecil ia tinggal bersama ibunya di sebuah kota kecil. Ia bertetangga dengan seorang duda yang istrinya sudah meninggal. Duda itu tidak mempunyai anak dan hanya tinggal sendiri. Pria malang itu melihat Jack bertumbuh dari seorang anak-anak, sampai kencan pertamanya, lulus dari kuliah, bekerja dan menikah.

Jack adalah seorang pekerja keras yang gila kerja. Ia bahkan tidak ada waktu untuk putrinya dan istrinya. Setelah ia menikah, ia dan keluarganya tidak lagi tinggal di sebelah rumah pria tua itu. Mereka pindah.

Suatu hari Jack mendapat telepon dari ibunya, "Ingat Pak Belser? Ia meninggal dunia hari Selasa lalu. Pemakamannya hari Kamis pagi." Kenangan masa kecilnya berseliweran dalam dirinya. Ia mengenang kembali masa-masa kecilnya dengan Pak Belser."Halo?" suara ibunya membangunkannya."Iya bu, aku akan ke sana hari Rabu," kata Jack "tapi kupikir Pak Belser sudah lupa tentang diriku.""Oh tidak, Jack," kata ibunya, "Pak Belser selalu ingat padamu. Ia ingat akan hari-hari di mana kamu main-main di balik pagar rumahnya dan hari ketika kamu duduk di pangkuannya ketika istrinya meninggal." "Beliau orang pertama yang mengajariku ilmu pertukangan. Tanpa beliau, aku tidak akan mungkin terjun ke usaha ini." kata Jack.

Sesibuk-sibuknya Jack, ia kemudian mengatur ulang jadwalnya di hari Rabu dan Kamis. Ia menghargai Pak Belser seperti ayahnya sendiri dan ia sangat ingin ada di sana ketika pemakamannya. Hari Rabu malam ia tiba di kampung halamannya. Ia dan ibunya kemudian berjalan ke rumah Pak Belser untuk terakhir kalinya. Di beranda, ia mengintip ke dalam rumah Pak Belser.

Terbesit banyak kenangan tentang masa kecilnya. Sofa yang sering ia duduk, meja makan di mana ia pernah memecahkan piring, telepon di sudut ruangan dan hey...Jack terdiam sejenak."Kotak emas di ujung meja itu hilang!" seru Jack.Ibunya bingung. Segera Jack menjelaskan tentang kotak emas di ujung meja itu. Ukurannya tak lebih dari satu jengkal orang dewasa dan bercat emas di luarnya. "Pak Belser selalu mengatakan itu miliknya paling berharga dan akan diberikan kepada seseorang yang layak menerimanya. Tapi setiap kali aku menanyakan isinya, ia selalumenjawab 'Pokoknya berharga deh'."Dan sekarang kotak emas itu sudah tidak ada lagi. Dugaan Jack, mungkin diambil oleh seorang keluarga jauhnya.

Dua minggu kemudian setelah pemakaman, seorang kurir mengantarkan sebuah paket untuk Jack. Nama Jack tertulis di atas paket itu dengan tulisan yang sangat sulit dibaca. Jack membuka paket itu... Di dalamnya ada sebuah kotak emas (persis seperti kotak emas Pak Belser yang hilang itu) dan sepucuk surat. Jack membaca surat itu, "Setelah kepergianku, tolong sampaikan kotak ini kepada Jack Bennet. Ini adalah harta paling berharga yang kumiliki." Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci untuk membuka kotak itu. Hatinya bergetar, tanpa sadar ia menangis terharu, Jack perlahan membuka kotak itu. Di dalamnya dia menemukan sebuah jam saku yang indah yang terbuat dari emas. Dengan perlahan Jack membuka jam itu. Di dalamnya terukir kata-kata yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya, "Terima kasih, Jack, untuk waktumu. Ini saya berikan jam untukmu, sesuatu yang paling berharga bagiku. Harold Belser.""Yang ia hargai dariku adalah... waktuku." serunya perlahan.

Ia menggenggam jam itu beberapa saat. Kemudian ia menelepon sekertarisnya dan membatalkan semua janjinya untuk dua hari ke depan. "Mengapa?" tanya Janet, sekertarisnya."Aku ingin menghabiskan waktu untuk keluargaku," kata Jack, "dan Janet, terima kasih untuk waktumu."

Sobat, di dunia ini ada dua hal yang tidak bisa ditarik kembali: itu adalah perkataan dan waktu. Waktu yang sudah lewat tidak akan bisa dikembalikan lagi. Waktu tidak bisa dipaksa mundur, tidak bisa diperlambat dan juga tidak bisa dipercepat. Waktu akan terus bergerak maju dengan kecepatan konstan. Kita tidak akan bisa kembali ke masa kanak-kanak. Kita tidak bisa mengulang satu peristiwa yang sama di waktu itu.

Sudahkah Anda memberi waktu pada diri Anda dan sesama Anda? Sudahkah orang lain menghargai waktu yang telah Anda korbankan kepada mereka?

Read More......

Filosofi Pohon

Seorang bijak bercerita tentang filosofi pohon ....
Ada 3 hal yg kita bisa belajar tentang pohon kata dia :
1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri

- Buah adalah hasil dari pohon ...dari mana pohon memperoleh makan ?
Pohon memperoleh makan dari tanah ...semakin akarnya dalam semakin
dia bisa menyerap nutrisi lebih banyak ...ini berbicara tentang kedekatan
hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan kita ...
Ada cerita menarik ...katanya buah kurma itu manis sekali ...
Kenapa bisa begitu ?
Menurut ceritanya pohon kurma itu ditanam di padang pasir ...
Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter kemudian ditutup dengan 4 lapisan ...
Sebelum pohon kurma itu tumbuh maka dia berakar begitu dalam sampai
kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yg manis
di tengah padang pasir .....
Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yg luar biasa...
Seperti perumpamaan pegas yg memiliki daya dorong kuat ketika ditekan ...

2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang
- Kadang kita protes kenapa kerja keras kita yg menikmati justru orang lain ...
Ini bicara tentang prinsip memberi ...dimana kita ini bukan bekerja untuk hidup,
tetapi bekerja utk memberi buah ....artinya apa ? kita bekerja keras supaya kita
dapat memberi lebih banyak kepada orang yg membutuhkan ...jadi bukan utk kenikmatan sendiri...cukupkanlah dirimu dengan apa yg ada padamu ....tapi tidak pernah ada kata cukup utk memberkati orang lain dengan pemberian kita ...
Pelajaran dari Warren Buffet seperti email yg sering anda terima tentang kehidupan
dia...beliau adalah orang terkaya di dunia, tapi kehidupannya mencerminkan kesederhanaan, katanya masih hidup di rumah yg sama yg dia tinggalin puluhan tahun lalu, pakai mobilnya yg lama juga....tapi ketika kekayaannya 35 Miliar USD dia berkomitmen utk menyumbang 31 Miliar USD, itu katanya pas jaman pemerintahan Bill Clinton awal ...
Sekarang kekayaannya justru bertambah2 banyak. .....
Berapa banyak dari kita yg sulit utk menahan nafsu terhadap barang2 bermerek, mobil2 mewah, gonta ganti HP .....

3. Buah yg dihasilkan pohon itu menghasilkan biji,dan biji itu menghasilkan multiplikasi
- Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi impact terhadap orang lain ...
Katanya pemimpin itu bukan masalah posisi/jabatan ...tapi masalah pengaruh dan inspirasi yg diberikan kepada orang lain ...
Claudio Ranieri, pelatih Juventus berkata bahwa Del Piero itu adalah pemimpin, walau ban kaptennya dicopot sekalipun dia tetap pemimpin...ngerti kan ? Bukan mengenai ban kaptennya, itu hanya pengakuan saja...
Bicara tentang impact, pendiri Astra bercita2 menjadikan perusahaan ini sebagai sebuah pohon besar yg rindang dan menjadi tempat berteduh buat banyak orang ...dan hal itu mulai tercapai hari2 ini dengan jumlah karyawan 120.000 artinya memberi penghidupan kepada sekitar 600.000 jiwa....
Perusahaan ini dibangun bukan karena keserakahan memperkaya diri sendiri, tapi karena cita2 utk
"Menjadi milik yg bermanfaat bagi bangsa dan negara" (Catur Dharma ke-1)
Demikianlah yg diceritakan orang bijak itu tentang filosofi pohon ...

Semoga bermanfaat....
Selamat berkarya...

Read More......

Trading evolution

I think that I reached a certain important point in my trading education. I think the moment I had two months ago was like God appearing to me as burning bush!!!

The moment I talk about is that moment when you realize that systems are mostly useless, indicators all lag and price is king! I started to use trends, support/resistance,and breakouts. This is in fact the most basic form of trading we all start with, but then we loose all that basic stuff along the way in search of the holy grail. It's such a good feeling when it's back!

Now I'm just using trendline as support and resistances and trade the breakouts. With a little help from doji's, hammers etc this is working very very well!

Now this stage is completed in the course of mastering forex, I can move on to implementing and perfecting my money management system.

Never again indicators for me , ever!!!!

Read More......

Buku Tamu

This blog is dedicated to Forex Trader.
Please come back and visit often
as it will be updated on a regular basis
regarding various topics about Fx Trading
fosamax litigation