Gambar orang mancing di atas persis spt kehidupan para losser di forex: mau santai2 dpt duit, tapi lihat...
Yg pertama trading di tahan wkt sdg loss.
Yg kedua profit sedikit2 diambil.

Kedua kebiasaan itu ilusi yang akan menghasilkan cara trading yang loss. Sikap yang benar seharusnya adalah: quick cut loss & let the profit run. Sewaktu merencanakan entry kita sudah tahu dimana kita akan cut loss, dan itu harus ditaati. Sedangkan profitnya tdk usah kita pikirkan, krn begitu arah kita benar maka kita tahan/hold posisi open kita selama mungkin dg memasang SL yg digeser2. Tidak penting berapa kali kita menang, yang penting waktu kalah kita lossnya terbatas dan waktu menang profitnya buanyakkk.
Klik gambar di bawah ini utk melihat bgm seharusnya kehidupan kita sbg pendekar forex
You can be FREE.
You can live and work anywhere in the world.
You can be independent of routine and not answer to anybody.
This is the life of a successful trader

A road diverged in a wood and I took the one less traveled by. And that has made all the difference

Showing posts with label Secret. Show all posts
Showing posts with label Secret. Show all posts

Hipnotis

Hipnosis sebenarnya adalah nama yang agak salah kaprah. Secara bahasa, artinya adalah tidur atau kondisi yang menyerupai tidur. Dibilang demikian, karena dulu orang menganggap yang namanya hipnosis itu ya tidur. Dalam perkembangannya, bahkan sang pencetus nama hipnosis itu sendiri sudah sempat mengganti istilah ini. namun karena kadung populer, jadilah sampai sekarang kita mengenal ilmu ini sebagai hipnosis.

Gampangannya, hipnosis itu definisinya sederhana kok: put someone into trance. Dengan definisi seperti ini, maka hipnosis tidak harus sesuatu yang formal seperti layaknya pertunjukan di TV. Tanpa perlu teknik yang terlalu rumit, seorang dengan perawakan seperti Romy Rafael, misalnya, akan dapat membuat seseorang terhipnosis karena ia memang sudah memiliki karisma akibat berbagai publikasi yang dilakukannya.

Hipnosis memakan korban? MUSTAHIL! La wong cuma put someone into trance kok bisa memakan korban. Nah kalau setelah masuk ke trance terus diberi sugesti yang macem2, la itu baru namanya bisa memakan korban. Tapi hipnosisnya sendiri amat sangat aman.

Aman, karena kondisi trance sebenarnya adalah kondisi yang berada within our control. Tidak mungkin seseornag dihipnosis kalau dia tidak mau. Inilah sebabnya para ahli kemudian berani menyimpulkan bahwa "every hypnosis is self hypnosis". Nggak ada yang namanya seseorang dihipnosis. Yang ada adalah seseorang yang menghipnosis dirinya sendiri dengan panduan seorang hipnotis. Nggak percaya? Cobalah menghipnosis seseorang kemudian katakan sesuatu yang tidak disukainya, saya jamin ia akan segera out of trance. Pengalaman saya dihipnosis juag demikian. Ketika di awal2 rekan saya masih terdengar agak kaku dengan kalimat2 induksinya, saya berkata dalam hati, "Ah, saya kan mau belajar. Ya udah, let if flow aja deh, biar saya ngerasain." jadilah saya pun masuk ke trance segera setelah itu.

Gimana prosesnya kita bisa menghipnosis? Cukup dengan membuat lelah conscious, maka kita akan segera masuk ke sub atau unconscious. Nah, menggunakan bandul ala hipnosis jadul itu sebenarnya adalah usaha untuk membuat lelah ini tadi. Menggunakan hipnosis Ericksonian, kita bisa menggunakan metode apapun asalkan bisa pacing dengan orang yang ingin kita hipnosis. Misalnya, teknik Naturally existing Trance, kita ajak seseornag untuk menelusuri sebuah pengalaman yang biasa ia lakukan seperti menyetir mobil dll. Itu yang agak lama. Kalau mau yang cepat, bisa pake pattern interrupt model salaman. Dengan bersalaman kita bisa begitu mudahnya bikin seseorang trance.

Seorang trainer sebenarnya sdah sering membuat orang trance. Ketika trainee-nay begitu tersepona sampai terbengong2, nah, udah trance deh tuh orang.

Read More......

Rahasia Kekayaan - Visualisasi

Kelimpahan dan kekayaan di seluruh lini kehidupan Anda adalah hak lahir Anda dan warisan dunia!

Salah satu konsep dalam The Secret adalah visualisasi. Jadi untuk mencapai apa yang kita inginkan, kita harus bervisualisasi seakan-akan hal tersebut sudah terwujud.

Untuk membantu Anda mewujudkan apa yang Anda inginkan, bilamana yang Anda inginkan adalah kekayaan, maka video visualisasi yang disiapkan oleh The Secret berikut ini akan sangat bermanfaat.

Judulnya “The Secret to Riches”, bisa membantu Anda menfokuskan pikiran pada kekayaan yang diinginkan, secara sadar melepaskan sinyal memanfaatkan Hukum Ketertarikan untuk mencapai tujuan Anda.

Anda juga bisa download dari website thesecret.tv, tapi mohon maaf, bila itu sangat lambat, dan mungkin butuh waktu berhari-hari.

Klik disini untuk download file video ini dlm Quicktime atau 3gp, akan bisa Anda simpan dalam handphone/PDA dan bisa dibawa serta diputar setiap kali dalam perjalanan Anda. Kalau Anda merasa ini bermanfaat, jangan lupa beritahukan kepada teman Anda yang lain untuk mendownloadnya juga.

Download sekarang juga! Tariklah kekayaan dan kemakmuran ke dalam diri Anda, sebagaimana Anda pantas menerimanya.

Bagaimana menggunakan “Visualisasi Rahasia Kekayaan”
Agar Anda mendapatkan manfaat maksimal dari video ini, hayatilah setiap kata dan kalimat yang ditampilkan, penuh perasaan dan segenap pikiran, baca setiap kata yang ditampilkan. Penuh kepercayaan, sadar dan visualisasikan bahwa kekayaan itu sudah Anda miliki. Semakin kuat perasaan Anda, semakin kuat kekuasaan alam semesta dalam menjalankan proses mewujudkan kekayaan bagi Anda.

Anda bisa menontonnya berkali-kali. Baik sendiri maupun bersama teman Anda. Karena setiap kali Anda menontonnya, kekuatan fokus, pikiran dan energi dalam diri Anda akan meminta Hukum Ketertarikan membawa kekayaan itu ke dalam hidup Anda.

Ide untuk membuat Visualisasi Rahasia Kekayaan ini diusulkan oleh salah satu guru besar kekayaan dunia, yaitu Bob Proctor.

the.secret.id

Read More......

Are You DELTA enough?

Apa yang terjadi dengan gelombang otak kita pada saat memasuki kehidupan lalu?
Banyak pengalaman unik yang saya dapatkan dalam meregresi para klien saya.
Setiap sesi seperti kejutan yang mendebarkan karena saya dan klien tidak akan
tahu apa yang akan terjadi ketika kami mulai melakukan regresi kehidupan lalu.
Ada sebagian dari mereka bertingkah seperti anak-anak ketika mereka memasuki
masa kecil mereka di kehidupan lalu. Ada yang langsung bicara berbisik karena
dia sedang bersembunyi dari kejaran tentara. Beberapa berbicara dalam bahasa
asing yang mereka gunakan pada masa kehidupan lalunya. Bahkan ada yang teriak
dan terbatuk-batuk ketika memasuki momen pembunuhan dirinya. Berbagai kehidupan
lalu yang mereka masuki memberikan ‘journey’ yang tak terduga bagi saya dan
mereka. Tapi ada juga klien-klien saya yang belum bisa memasuki kehidupan lalu
mereka dalam beberapa sesi yang kami lakukan. Ada yang hanya melihat satu atau
dua pemandangan kemudian hilang. Bahkan ada yang memasuki relaksasi pun belum
bisa. Semua hal itu membuat saya bertanya-tanya apa
yang terjadi pada saat kita memasuki kehidupan lalu?

Riset brainwave/gelombang otak

Ada empat frekuensi gelombang otak yang telah teridentifikasi sampai saat ini
yaitu: Beta, Alpha, Theta dan Delta. Yang setiap penurunan gelombang pada otak
kita berarti kita meninggalkan gelombang Beta dan memasuki kondisi peralihan
(altered state). Seorang psikiater Jerman yang mendalami Regresi Kehidupan Lalu,
Dethlefsen, menjelaskan apa yang terjadi pada saat frekuensi vibrasi otak
menjadi lebih lambat: “Terjadi penyempitan kesadaran ke satu poin, seperti
ketika sebuah lensa yang bersudut besar diganti dengan lensa lebih fokus maka
cahayanya menjadi lebih fokus dan cahaya tersebut menembak satu poin sehingga
membuat intensitas cahaya di satu poin itu menjadi jauh lebih kuat.”
Informasi-informasi mengenai gelombang otak saat meditasi, energi penyembuhan
dan memasuki kehidupan lalu dikontribusikan oleh sebuah alat biofeedback yang
bernama Mind Mirror yang dikembangkan di Inggris. Mind Mirror merupakan alat
seperti layar TV yang memperlihatkan amplitudo EEG dari gelombang otak. Dua
elektroda ditempelkan di kepala subjek yang secara terus-menerus merekam
aktivitas otak dan menunjukkan fungsi bagian-bagian otak dalam frekuensi Beta,
Alpha, Theta dan Delta.

Apa yang terjadi pada otak pada saat meditasi?
Mind Mirror telah digunakan secara luas dalam penelitian berbagai tipe meditasi.
Pada saat meditasi, otak menunjukkan pola gelombang otak yang serupa yaitu Alpha
yang rendah, Theta yang tinggi dan sedikit atau bahkan tidak ada Beta. Dari
observasi pola yang dilakukan pada meditasi dalam ternyata gelombang otak
terdiri atas amplitude Alpha dan Theta yang lebih besar dengan sedikit Beta.
Pola yang optimal ini disebut Pikiran yang Tercerahkan (Awakened Mind).
Apa yang terjadi pada otak ketika memasuki kehidupan lalu?

Riset regresi kehidupan lalu yang dilakukan dengan Mind Mirror menunjukkan
fenomena yang menarik. Pada saat melakukan regresi kehidupan lalu, terapis
maupun klien, menunjukkan frekuensi Delta dengan gelombang lainnya juga masih
ada. Subjek yang berada dalam meditasi dan relaksasi dalam menunjukkan gelombang
Alpha dan Theta, tetapi pada saat mulai memasuki kehidupan lalu, gelombang delta
muncul disertai juga munculnya gelombang beta yang berkurang pada saat
visualisasi awal.

Dalam riset Mind Mirror ditemukan terapis dan klien memasuki gelombang Delta
lebih kurang secara bersamaan pada saat memasuki kehidupan lalu. Pada momen
seperti ini terlihat terjadi penyatuan energi elektromagnetik antara terapis dan
klien seperti ada dua vibrasi yang saling terhubung. Ketika terapis dan klien
memasuki gelombang Delta secara berkesesuaian maka kemungkinan regresi yang
dilakukan lebih berhasil.
Mengapa pada saat regresi kehidupan lalu muncul gelombang otak Delta? Padahal
seperti yang telah kita ketahui Delta diidentifikasi sebagai gelombang pada saat
kita tidur tanpa mimpi. Riset Mind Mirror membuka kemungkinan bahwa Delta
bukanlah kondisi tidur tapi Delta adalah kondisi radar untuk memasuki mind
field. Memori kehidupan lalu pastilah disimpan di suatu tempat dalam bentuk
energi yang bisa dimasuki oleh kondisi tertentu dari kesadaran manusia. Delta,
yang terlihat sangat kuat bukan hanya pada saat memasuki kehidupan lalu tapi
juga pada aktivitas paranormal seperti penglihatan masa depan dan kondisi
out-of-body, mungkin saja merupakan kondisi untuk memasuki mind field itu.

Dalam riset Tidur yang dilakukan oleh Menninger Clinic ditemukan suatu hipotesa
bahwa tidur tanpa mimpi, yang muncul pada gelombang Delta, bukanlah kondisi
tanpa kesadaran tapi kontak dengan kesadaran universal yang dibutuhkan untuk
survival. Swami Rama, seorang yogi yang mendirikan Himalayan Institute yang juga
telah menjadi subjek riset di Menninger, bisa mengeluarkan gelombang Delta
secara disengaja. Pada saat Swami tertidur dengan sangat nyenyak berserta
dengkurannya, dia menerima semua informasi percakapan yang dilakukan pada saat
dia tertidur dan dia mengatakannya tanpa salah pada saat dia terbangun.
Penjelasan Swami adalah kesadarannya tetap aktif walaupun tubuhnya, sistem
sarafnya dan otaknya berada di kondisi rileks. Dan yang mencengangkan, peralatan
EEG merekam hanya ada gelombang Delta pada saat Swami tertidur. Tapi mengapa dia
bisa mengetahui semua percakapan selama dia berada di kondisi tidur tersebut?
Bukankah semestinya gelombang Beta yang bisa memproses
percakapan itu? Yang jelas, kita belum sepenuhnya memahami kondisi tidur.
Pengalaman Swami itu mendukung hipotesa riset di Mind Mirror bahwa Delta adalah
ketika kesadaran kita kontak dengan mind field. Kontak tersebut memberikan
langkah awal dalam pemahaman di mana kehidupan lalu disimpan dan bagaimana
kehidupan lalu bisa dimunculkan kembali.

Read More......

Thoughts Become Things

from http://www.universeofsuccess.com/thoughts-become-things.html
The basic premise behind the law of attraction is thoughts become things. When you begin to understand that your thoughts are the first step in creating your reality you can watch your life evolve according to what you have been habitually thinking about. In The Secret movie which is now available on DVD it explains how thoughts become things. If you can simply keep your thoughts on what you want you will get what you want. In fact, you cannot get anything else. If you keep thinking about what you do not want you will get what you do not want. The concept is so simple that it seems almost complex or not possible but this is the way the world works.

I have written about the law of attraction on a number of occasions and written a review of The Secret movie which is basically a video documentary on how the law of attraction works but I decided to write this article since this information is just so important for personal development. As you begin to digest the idea that thoughts become things, the concept can become overwhelming. It basically means that you will be accountable for everything you think about and the more you think about something in particular the sooner you will notice that particular thing or event appearing in your life.

If thoughts become things it means you can change almost any circumstance in your life. I say almost anything because there are some things you cannot change, for example you could probably never be able to breathe underwater no matter how much you thought about it. However, when it comes to external life situation like attaining wealth even though you have always been poor, this is a situation which is entirely possible if you change your thoughts about wealth or becoming wealthy.

You are thinking everyday and although your thoughts seem to wander and change constantly, this is just by habit. When you change your thoughts you begin changing your subconscious mind and by doing so you can change your life. If you think you have no way out to a better life, well that̢۪s what you will get. If you think things are getting better and your life is improving then that is what will happen. As you notice things getting better and you keep your thoughts focused on this, more and more positive events will come your way. Often people change their thinking habits to a more positive mindset and as they notice improvements occurring in their lives, they begin to say things like, this can̢۪t last, or they start to go back to their old way of thinking and just wait for things to turn sour again and that is just what happens as your thoughts become things.


When you hear about very successful people who seem to go through their lives and everything they touch turns to gold you may think to yourself they are just very lucky. Well the truth is it has nothing to do with luck and everything to do with what they think about, therefore once again thoughts become things. They make their own luck by only thinking about what they want. You will get what you think about, wanted or unwanted so if you have been getting what you do not want, you now know why.

When I first learned about the law of attraction I intuitively understood that this idea must be true and I knew this from past experiences. Whenever I had gone through rough patches in my life it was always when I had been thinking negatively or felt unhappy. The same thing went for happy periods in my life, when my thoughts were positive good things happen. If you are a regular reader of personal development material this will be nothing new to you but so many readers of my site email me and ask me how they can fix certain problems in their life and the best answer I can give is to change your thoughts and you will change your life becasue of the simple fact that thoughts become things. I changed my thoughts and as my life changed for the better I kept expecting more good things to come my way and that is exactly what has happened. If I ever catch myself thinking negatively I have a special word that automatically pops up in my mind and I refocus my thoughts on what I want. That special word can be anything, it is just a trigger word to help you refocus and remember that your thoughts become things so you must concentrate on what things you want to create. The more you become accustomed to refocusing the more often you can expect your thoughts to remain habitually positive and you will bring positive events into your life.

Read More......

BEBAS DARI PENJARA PIKIRAN MELALUI PINTU KESADARAN

The human condition: lost in thought.”

Banyak orang yang salah mengerti bila saya berbicara mengenai pikiran. Banyak yang bertanya pada saya, ”Pak, berarti kunci untuk mencapai sukses atau kebahagiaan adalah dengan pikiran?”

”Ya dan belum tentu,” jawab saya.

Lha, kok bisa ya dan belum tentu. Bukankah semua ini hanya permainan pikiran?

Anda benar sekali. Semua adalah permainan pikiran. Namun sayangnya sering kali yang kita alami adalah kita dipermainkan pikiran kita dalam suatu permainan yang pikiran mainkan dengan tidak main-main.

Bingung?

Manusia pada umumnya, tanpa mereka sadari, hanya menjalani kehidupan dalam koridor penjara pikiran yang sempit yang dibatasi oleh tembok-tembok tinggi persepsi. Mereka jarang sekali, jika tidak mau dikatakan tidak pernah, mampu menjelajah melampaui perangkap penjara pikiran yang dikondisikan oleh keterbatasan persepsi akibat ketidaktahuan akan ketidaktahuan.

Dengan bahasa yang lebih sederhana manusia hidup dalam realitas yang ditentukan oleh seperangkat aturan (baca: program pikiran) yang ada dalam pikirannya. Kita tidak melihat segala sesuatu apa adanya. Kita melihat sesuatu apa kita-nya.

Sang Buddha pernah berkata, “Pikiran itu sungguh sukar diawasi. Ia amat halus dan senang mengembara sesuka hati. Karena itu hendaklah orang bijaksana selalu menjaganya. Pikiran yang dijaga dengan baik akan membawa kebahagian. Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap, sulit dijaga dan sulit dikuasai; namun orang bijaksana akan meluruskannya, bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.”

Benar, kita bisa mencapai kebahagian atau sukses di bidang apa saja dengan menggunakan pikiran secara benar. Namun bila kita tidak hati-hati seringkali kita diperdayai oleh pikiran kita.

Ambil contoh ”kebencian” dan ”kebahagiaan”. Jika dilihat sekilas maka kita tahu bahwa ”kebencian” adalah suatu emosi yang negatif sedangkan ”kebahagiaan” adalah emosi positif. Benarkah demikian? Ternyata ”kebahagiaan” justru bisa menjadi sumber masalah. Pikiran yang terlalu melekat, atau selalu menginginkan, atau berusaha mempertahankan ”kebahagiaan” justru akan menimbulkan efek negatif. Dan bahkan keinginan untuk bahagia bisa mengobarkan api ”kebencian”. Untuk lebih jelas mengenai hal ini Anda bisa membaca artikel saya yang berjudul ”Bahaya Kebencian dan Kebahagiaan”.

Untuk bisa keluar dari perangkap pikiran maka kita perlu mengerti cara kerja pikiran. Dengan memahami cara kerja pikiran kita bisa mengerti permainan yang sedang pikiran mainkan di suatu saat. Sehingga kita, bukannya larut dalam permainan itu atau didikte dengan suatu aturan main yang pikiran tetapkan sendiri, dapat menetapkan rule of game yang menguntungkan diri kita.

Untuk itu mari kita amati proses belajar setiap manusia. Kita melewati empat tahap belajar yaitu:
1. Unconscious Incompetence
2. Conscious Incompetence
3. Conscious Competence
4. Unconscious Competence

Pada tahap pertama, Unconscious Incompetence, kita tidak tahu kalau kita tidak tahu. Misalnya, sewaktu kita masih kecil, kita tidak tahu bahwa kita, saat itu, belum bisa jalan. Melalui interaksi dengan orang dewasa atau lingkungan kita, yang masih kecil, akhirnya tahu (Conscious Incompetence) bahwa kita belum bisa jalan. Mengapa? Karena kita melihat orang di sekeliling kita berjalan tegak.

Selanjutnya kita mulai belajar berjalan dan akhirnya bisa berjalan dengan sempurna (Conscious Competence). Sekarang, kita bahkan tidak sadar lagi bahwa kita bisa jalan dengan sempurna (Unconscious Competence). Kemampuan berjalan, yang dulunya kita pelajari dengan begitu susah payah, mengalami jatuh bangun, bahkan ada yang sampai kepalanya benjol karena jatuh, kini telah menjadi kecakapan yang bekerja secara otomatis.

Nah, saat suatu skill telah masuk ke tahap Unconscious Competence maka sejak saat itu, bila tidak dilakukan intervensi secara sadar, skill ini akan bekerja dengan prinsip automatic pilot.

Hal yang sama berlaku juga dengan kecakapan berpikir, yang note bene adalah keahlian pikiran itu sendiri.

Automatic pilot berfungsi untuk memudahkan hidup kita. Yang akan dijalankan oleh sistem automatic pilot adalah program/kebiasaan yang paling kuat. Baru-baru ini, saat sedang mengendarai mobil, saya larut dalam pemikiran yang cukup intens mengenai sesuatu. Saat itu pikiran (bawah sadar) saya secara otomatis mengambil alih kendali. Tanpa saya sadari, saat bertemu jalan yang bercabang dua, secara otomatis mobil saya belokkan ke kanan. Padahal rute yang seharusnya saya lewati adalah belok ke kiri. Jalan ke arah kanan adalah rute yang setiap hari saya lalui untuk ke kantor.

Nah, apa sih yang membuat kita terperangkap di dalam penjara pikiran?

Salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat menonjol adalah kebutuhan akan konsistensi. Saat pikiran telah memutuskan untuk menerima sesuatu sebagai ”kebenaran” maka ia akan konsisten dengan ”kebenaran” itu. ”Kebenaran” ini belum tentu sejalan dengan ”kebenaran” yang kita setujui kebenarannya. ”Kebenaran” menurut pikiran sejalan dengan pemikiran pikiran itu sendiri yang didukung dengan berbagai pengalaman yang pernah kita alami.

”Kebenaran” ini dikenal dengan istilah belief. Jadi, setelah pikiran mengadopsi suatu belief maka selanjutnya belief ini yang mengendalikan pikiran. Tanpa intervensi yang dilakukan secara sadar maka hidup kita sepenuhnya dikendalikan oleh berbagai belief yang telah kita adopsi dan yakini kebenarannya.

Saat kita percaya/belief akan kebenaran sesuatu maka kita tidak akan lagi mempertanyakan keabsahan data atau landasan pijak berpikir yang digunakan sebagai dasar penerimaan suatu belief. Belief kita selalu benar menurut kita. Yang benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Kita akan mati-matian mempertahankan belief kita karena kita yang memutuskan bahwa ”sesuatu” itu adalah hal yang benar. Masa kita meragukan kebenaran yang telah kita putuskan ”kebenarannya”?

Lalu, bagaimana caranya untuk bisa keluar dari perangkap penjara pikiran? Sesuai dengan judul artikel ini maka jalan kebebasan adalah melalui pintu kesadaran.

Nah, Anda mungkin akan bertanya, ”Mengapa harus melalui pintu kesadaran?

Hanya melalui pintu kesadaran kita bisa menyadari bahwa kita bukanlah pikiran kita, kita bukanlah perasaan kita, kita bukanlah kebiasaan kita, dan yang lebih penting lagi adalah bahwa kita bukanlah belief kita. Kesadaran membuat kita mampu untuk melakukan disosiasi atau pemisahan yang jelas.

Dengan kesadaran kita mampu melakukan metakognisi atau berpikir mengenai pikiran. Dengan berpikir dan mengamati pikiran maka kita akhirnya mengenal ”sosok” pikiran kita. Kita akan tahu pola atau kebiasaan yang pikiran lakukan. Dengan kesadaran kita dapat memahami bahwa pikiran, walaupun merupakan piranti yang sangat luar biasa, tetap hanyalah sebagian kecil dari kesadaran itu sendiri.

Lalu, bagaimana cara untuk bisa mengamati pikiran?

Oh, caranya mudah sekali. Yang perlu kita lakukan adalah belajar untuk menjadi hening. Kita perlu membiasakan diri ”berjalan” di keheningan. Hanya dengan hening kita baru mampu mengamati pikiran kita dengan jelas.

Pikiran ibarat segelas air yang keruh karena berisi kotoran atau partikel kecil (baca: buah pikir). Dalam kondisi keruh kita tidak akan bisa melihat melampaui gelas air itu. Kita tidak akan mampu melihat dan mengamati berbagai komponen yang membuat air (baca: pikiran) menjadi keruh.

Lalu, bagaimana caranya untuk bisa melihat partikel kecil yang mengotori air?
Bagaimana cara untuk bisa melihat melampaui gelas yang keruh?

Sekali lagi, caranya sangat mudah. Letakkan gelas yang berisi air keruh dan biarkan selama beberapa saat. Jangan digerakkan atau diaduk-aduk. Biarkan saja.

Selang beberapa saat kotoran-kotoran itu akan mulai mengendap dengan sendirinya, tanpa harus kita upayakan. Setelah semuanya mengendap air di gelas menjadi sangat jernih. Kotoran itu akan turun ke dasar gelas dan menjadi sangat mudah diamati. Kita juga akan dapat melihat melampaui gelas. Mudah, kan?

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya menjadi hening?

Setiap hari, selama sekitar 30 menit sampai 60 menit, lakukan meditasi. Duduklah dengan tenang dan mulailah mengamati pikiran Anda. Bagi pemula Anda bisa melatih diri dengan melakukan meditasi 15 menit di pagi hari dan malam hari.

Pengamatan terhadap pikiran akan membawa kita pada pengenalan dan pemahaman mendalam yang kita namakan kebijaksanaan. Nah, kebijaksanaan inilah sebenarnya kunci pembuka pintu kebebasan kita.

Bill Gould, selalu berpesan, if you want to keep growing, you have to challenge everything. Even your own thinking and beliefs.”

Pendapat saya hal ini merupakan tahapan yg jelas seorang di segala bidang, mau golf, tennis, apalagi yg jelas sebagai trader forex. Kalau kita sudah sampai ke tahapan tidak sadar eh ternyata sudah ahli alias udah bosen gitu loh barulah di situ kita sebenarnya udah experts sbg trader.

Read More......

What's Wrong With "The Secret"

I just watched "The Secret" again over the weekend. I love this film, but this whole business over calling it "The Secret" makes me laugh. It's not like "Think and Grow Rich" or "The Power of Positive Thinking", or "The Law of Attraction" have been kept hidden by some cabal of powerful business men. None of this is new, and none of it's a secret. In fact these are the titles of immensely popular and influential books over the last century.

So what is the secret?

Esther Hicks found hers and teaches message of Abraham. Wayne Dyer found his and he teaches the Power of Intention. Byron Katie found hers and teaches The Work. I found mine, and I teach Magic and Manifestation.

But even these aren't the real secret.

Cause you can do everything "right"--the mantras, the meditations, the visioning, the positive thinking--and not see a change in your circumstances. I've been that girl. Give yourself a break. You're not doing it wrong. You're not less worthy. You're just where you are. Right now. We all take a turn in that dark night of the soul.

"Be a light unto yourself," the Buddha taught. Take all these teachings in, and take them all with a grain of salt. There's an old Irish adage that says you have to do your own growing, no matter how tall your grandfather is. Nobody else's law is your law, not even the Law of Attraction.

I believe in a strong tendency of attraction. Don't get me wrong--I'm all about attraction. I think about something and a few days later it shows up. But a "law" of attraction? Like always attracts like? Not really:

Twenty four years ago, I was in rapturous love for the first time. I was getting straight A's and awards in high school. And I had just come home from my first trip to Europe. It was a very high vibration time. Until I was hit by a car, went into a coma, and came out with a serious brain injury that destroyed my life for a few years. I had to let go of everything I knew about spirituality at that time just to survive. In this instance, at least, like did not attract like.

While I may quibble with the Law of Attraction, I choose to believe in a Law of the Highest Good: everything happens for the highest good. Everything. You just have to survive it first.

So what really is the secret?

That area of your deepest pain is also the key to your heart's desire. Only the person who has been through your pain, walks on your path, and learns what you learn will discover your secret.

There's a connection between mind and matter. There's a connection between you and the universe itself. "As above so below." But how you access those connections is your unique experience.

NOTHING works for everyone all the time. What you discover will probably look A LOT like what other people have been saying for the last 10,000 years.

And the stuff that looks different may be even more important. It's your contribution. In fact this may be what you're here to teach so others can discover their own secret.

We all have to reinvent the wheel at some level for ourselves. I cannot presume to have your answers, only suggestions. The finger the teacher points at the moon is not the moon itself.

So go watch the movie. It's great. And if you like "The Secret," pick up "Millionaire: Awaken Your Secret." It's different, similar, and you'll like it too.

Read More......

Abundance is a Feeling by Michael Losier

This question and answer interview was done by Kathy Smith, one of Michael’s loyal Virtual Assistants. Visit her website.

Q: Michael, many times during your teleclasses and seminars, you say “abundance is a feeling.” Can you elaborate on that statement – what do you mean it’s a feeling?

First one of the important things that we’ve come to learn with the Law of Attraction is that we can duplicate feelings. In other words, just through the words I use I can stimulate somebody or discourage them. In short, we can create feelings within ourselves and within others by what we say and what we think.

Abundance is a feeling. Do you ever notice how excited you feel when you know you have a check coming or when you know you’re getting an income tax refund? The excitement you’re experiencing is the feeling of abundance. We feel abundant knowing that it’s coming, even before we put it in the bank. So a question to ask is, “Do I feel abundant knowing that I’m receiving some money or do I feel abundant only when I put it in my bank account?” For most people, they feel abundant knowing that it’s coming. It has nothing to do with whether that have it or not.

So because abundance is a feeling, and the Law of Attraction responds to feelings (vibrations), what if we were able to duplicate the vibration of abundance deliberately? (This is what’s called Deliberate Attraction). We’ve come to understand that this powerful force called the Law of Attraction is constantly checking to find a vibration that we’re sending and duplicates it by giving us more of the same. So what if when the Law of Attraction is checking at every moment, that in that moment, we are offering the vibration of abundance? Given the formula, the Law of Attraction would duplicate that vibration and bring us more of the same. That’s why it’s called the Law.

Q: How do you teach people to attract more abundance?

The Law of Attraction does not care why you are offering a vibration. In other words, it does not care whether you are remembering, pretending, complaining, creating, day-dreaming or observing your reality. It obediently duplicates that vibration. So ideally, we would find something that makes us feel abundant and include it more often in our daily vibration. There are a number of tools that people can use to duplicate the vibration of abundance. I’ll give you one of them today.

Q: How do you record abundance in your own life?

On my fridge, I have 15 – 2 dollar winning lottery tickets. So I can clearly and truthfully say I won the lottery 15 times last month. I’m a winner. Look how many times I’ve won! It’s worth 30 dollars to me in the bank and it’s worth much more to me vibrationally.

You know when people buy those lottery scratch tickets? Most would celebrate the win for 21 seconds. So for 21 seconds, you are offering the vibration of abundance by saying things like, “Hey I just won 2 dollars! I love it when I win scractch tickets!” And after the short offering of abundance vibration, most people cash the ticket in again and again until they lose. And now they catch themselves saying, “I just wasted money on this lottery again. I only ever win 2 dollars. Easy come, easy go.” Now they’re in a place of offering a negative vibration.

So here’s how to take advantage of the 2 dollar winning lottery ticket. Don’t cash it. Keep it in your wallet. Put it on your fridge. And as you look at it each time, it will be a brief reminder that you won 2 dollars. Now you can tell yourself, I won the lottery! I won money this week! And now, for more than 21 seconds, you are offering the vibration of abundance over and over and over again. Your 2 dollar winning lottery ticket is worth more to you vibrationally than the 2 dollars.

Read More......

Children and Law of Attraction

Michael has asked a a guest Connie McCandless and Mark Rush to write a special article because Mark has children, and Michael does not.

Holistic Dad teaches Law of Attraction to his Five Year Old
Connie McCandless Interviews Mark Rush

In the past year Mark Rush, a Toronto Acupuncturist and Shiatsu therapist, has gone from being a law of attraction skeptic to being a practitioner who is teaching his five-year old son how to attract what he wants. I saw Mark for a shiatsu treatment recently and heard his story. Here is my follow up interview.

Connie: Tell me about your experience with the Law of Attraction.

Mark: You introduced me to it a year ago in our business coaching sessions. We talked about the Law of Attraction probably 14 times before it started to sink in. I believed that if something positive happened, then something negative would balance it out. Then late last year, I received Michael Losier’s Law of Attraction book from you and The Secret movie. And I put it to the test when I urgently needed to renew my holistic practitioner’s license and driver’s license on the same afternoon. I mapped out everything - short travel time, perfect parking spaces, only two people in line. It all happened exactly like that!

Connie: How did you happen to introduce your son to the Law of Attraction?

Mark: After we watched the first Harry Potter movie with Liam, he was very excited about magic. I told him that he had magic inside of him and all he needed to do was to practice using it.

Connie: So how does this work exactly? What kind of results are you seeing?

Mark: It’s amazing watching Liam and his two- year old brother, who’s a bit of a tyrant right now. Rhys does whatever Liam says regardless of whether there is a “don’t”, “not” or “no” in the sentence. As we tell Liam, Rhys only hears the end of the sentence.
When they are playing and I hear Liam say, “No, no, stop that! I don’t want you to...” Liam and I have a little 10 second sit down. Our conversation goes like this:

Liam, do you know why you are having a time out? So, I can think about what I want.
And what do you want? I want Rhys to...

So “don’t sit on my toy “ becomes “sit over here”. And “stop biting me” becomes “play with me gently,” turning Rhys’s biting into hugs.

I have heard Liam ask a friend on the playground, “So, what do you want?” And he now reminds us when he hears us using negatives. It was hard for me to break through my 35 years of habits. It’s exciting that Liam can start using the law of attraction at the age of five!

Mark Rush is now applying the law of attraction to his holistic health practice.

Read More......

A Christian Looks at "The Secret"

Wow! The Secret movie was overwhelming ... I watched it with so many filters on.

You see ... I am a very committed Christian and some of it was raising a lot of red flags in my spirit. And yet, I have learned through the years to filter things out and glean the truths from things I read or see.

I did indeed find a lot of truth in "The Secret." Then ... without effort on my part, I was suddenly presented with "The Science of Getting Rich" by Bob Proctor and Jack Canfield.

Then and only then did things begin to reconcile with my Biblical convictions. Wallace Wattles was a man who believed in the truth of the Bible and as I studied his writing I found many scriptural parallels.

Wallace Wattles teaches that the universe is filled with "abundance." This "abundance" comes from God and He is never diminished by giving out of "abundance." Therefore abundance is available for You and it does not mean that there is any less for someone else because of what you receive. When You understand this You are able to move out of the "Competitive Mind" into the "Creative Mind."

One can obtain "riches" through "competitive" means if they have the ability to compete effectively. However, one who remains in the "competitive mind" will never have true wealth because there is always fear of someone taking it from you or there is guilt for having taken it from someone else.

When one receives "riches" through the "creative mind" they are able to obtain true wealth because they do not have to feel as if they have to compete with or take from someone else and one knows that their riches have come from the source of abundance -- God.

Well, I'm still learning and will be able to express these thoughts better as my thinking and understanding progresses. I would advise you to tap into this "Science of Getting Rich" Seminar. It will change the way you think about money forever and if you follow its proven principles you can be assured of becoming absolutely RICH!

Read More......

Doa Bapa Kami

Demi nama Bapa,Putra dan Roh Kudus --*alam semesta,manusia & bawah sadar
Bapa kami yang ada di surga,dimuliakanlah namamu -*memuliakan alam semesta
Jadilah kehendakmu ----------------------------------*ketidak melekatan
Di atas bumi seperti di dalam surga -------------------*true happiness
Berilah kami rezeki pada hari ini ----------------------*menarik rezeki yang baik
Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami
-------------------------------------------------------*memaafkan
Dan janganlah masukan kami ke dalam percobaan, tapi bebaskanlah kami dari yang jahat
--------------*kalimat set-up EFT untuk menghancurkan mental block

Amin

Read More......

The River of Wealth

Every great Wealth Creator has created their own river. When we grow our river, we grow our flow. As we grow our flow, we grow our attraction. The water in the river is temporary; the river is permanent.There are, however, four important additions:

Water
Water, like money, flows. Money is already flowing around this planet at an unprecedented rate. Great Wealth Creators have achieved their wealth not by ‘making money’ but by ‘creating flow’. They have learnt how to redirect some of this money flow through themselves and their enterprises. Wealth then, is largely about good plumbing. There are rules to this plumbing, and the structure of Wealth Dynamics is based on these rules.

Flow
Flow is about more than cash flow. It is about life flow. Each of us creates our greatest wealth when we are in our own personal flow. Those of us who build a river around this flow attract all the resources, people and opportunities in the same way that a leaf thrown in a river will naturally be attracted to the central current. When we are creating the right river, it feels right for us. When you find your flow, you begin to love life and live life fully.

Path
There are different paths to running a river, and we each have a natural path of least resistance. Wealth Dynamics classifies these paths into eight profiles. Each is a different game with different players and different rules. Until you follow your natural path, life feels like a struggle and you will find little attraction. Many of us are operating at a fraction of our true potential. Focus on your natural path and life soon changes from hard-to-get to easy-to-give.

Purpose
In a river, flow assumes exit as well as entry. Giving more opens the way to receiving more. With flow, a bigger income goes hand-in-hand with a bigger outcome. In the limited time we have on this planet, we choose our power to create and our power to contribute. When you live in your flow you maximize this power. You attract the resources to leave a lasting legacy. Your path leads to your purpose.

Read More......

The Secret - Rahasia manusia yg diungkapkan

Sejak debutnya hampir setahun lalu (2006), Film The Secret menuai berbagai pujian dan juga kontroversi.

Film ini mengangkat tema tentang mengapa sebagian kecil orang menuai sukses fenomenal, sementara sebagian besar lainnya berkutat dalam naik turun problematika tanpa juntrung.

Boleh saya bilang, film ini adalah film pertama di dunia yang mengupas tentang bagaimana sistematika "program" pikiran dan perasaan manusia bekerja menarik berbagai hal, baik positif maupun negatif, kedalam hidup kita. Istimewanya, film ini tidak sekadar mengupas mengapa - nya, tapi juga bagaimana supaya kita dapat memperbaiki "program" tersebut. Step by Step.

Masalah yang diangkat...
Mulai diawal film dipaparkan secara gamblang tentang mengapa sebagian dari kita sering tidak mendapatkan apa yg harapkan, tapi malah mendapatkan apa yg kita takutkan.Sederhana saja, karena kita secara naluriah berfokus pada hal yang takutkan. Sebagai contoh, kita berharap pada pekerjaan yang baik dan kondusif, tapi secara diam -diam, kita menyimpan kecemasan yang terkadang menjadi takut akan pekerjaan yang berat, dijejali deadline dan tekanan. Ehh, ternyata apa yang kita takutkan sedikit banyak menjadi kenyataan.

Hal inilah yang dikatakan oleh film tersebut sebagai bagian dari pendidikan yang harus direformasi.Kita harus mulai memfokuskan pikiran dan hati, pada apa yang benar inginkan. Masalahnya kebanyakan dari kita tak tahu apa yang benar inginkan, atau tidak mau karena takut kecewa jika tidak tercapai. Dan kita mulai menggunakan alasan "bersikap realistis" sebagai benteng pertahanan.

Masih menurut film tersebut, tak ada yang salah dengan prinsip apa sudah kita pegang dan jalani selama ini, hanya saja, jika memang ingin merevolusi kehidupan pribadi menjadi jauh lebih baik, mari keluar dari zona kenyamanan yang membatasi.

Inilah yang disebut sebagai "Law of Attraction" atau Hukum Tarik positif menarik orang positif lainnya, pebisnis menarik pebisnis lainnya, orang-orang dengan kesenangan serupa saling menarik, bahkan di tingkat atomik, sub atom yang memilik tingkat energi serupa saling menarik membentuk struktur atom hingga molekul.

Lebih lanjut lagi, perasaan negatif menarik hal negatif seperti stress penyakit. Anda tentu pernah baca, ada riset menyatakan bahwa 3 penyakit pembunuh manusia paling populer abad ini dimulai dari stress dan pola hidup negatif.

Ya kembali lagi, itu semua kekuatan dari Hukum Tarik Menarik, hukum universal di alam semesta ini selain hukum gravitasi dan hukum kuantum serta hukum relativitas.

Kita diajak membuka paradigma bahwa kita masing2 pribadi adalah pusat gravitasi bagi kehidupan kita sendiri. Kita,dengan hukum tarik menarik, membuka medan gravitasi pada hal fokuskan, baik secara sadar ataupun tidak. Jadi kendalikan medan gravitasi anda.

Dan yang lebih dalam, tapi hal ini agak sensitif, adalah mengenai nasib. Secara implisit, film ini menyatakan bahwa nasib tak lain adalah produk dari hukum tarik menarik dan gravitasi pribadi setiap individu.

Saya sendiri cukup tergugah mendapati bahwa film ini tanpa tedeng aling membahas mengenai nasib, karena bukan hanya di indonesia, di seluruh duniapun, konsep tentang nasib adalah hal yang sensitif. Sebagian besar orang merasa kurang nyaman jika konsep pribadi mereka tentang nasibnya diusik.

Karena, umumnya orang tidak akan menerima begitu saja jika seseorang berkata : "Hei, nasibmu sial seperti ini karena kamu sendiri yang menciptakan daya tarik gravitasi kesialan akibat cara berprasangka dan berpikirmu yang negatif". Tak ada seorangpun yang sengaja menarik hal-hal kurang beruntung dalam kehidupan mereka. Saya pribadi berpikir bahwa bahasan tentang nasib dalam film ini perlu direvisi agar tidak terlalu gamblang. Tapi apa boleh buat, mari kita fokuskan pada kenyataan bahwa film ini membawa niat baik agar kita dapat hidup lebih berkelimpahan dan bahagia.

Solusi yang diberikan (setidaknya dipaparkan dengan apik)...
Tentu saja selain membahas berbagai masalah dan kenyataan yang terjadi,mereka membuka pengetahuan, bagaimana cara menata kembali berbagai "program" kehidupan kita menjadi lebih baik. Walaupun tidak terlalu detail, tapi patut diacungi jempol, karena kita tidak harus terlebih dahulu ikut mengikuti seminar2 transformasi kepribadian untuk mengetahui bagaimana caranya.

Pertama, dimulai dari pikiran (otak), mulai dengan memfokuskan pikiran pada yang positif. Tidak perlu rumit, cukup dengan mengganti sudut pandang berpikir. Pikiran negatif dan positif itu seperti dua sisi mata uang, tidak jauh, hanya tinggal membalik. Misalnya, pikiran negatif tentang deadline pekerjaan yang membebani, bisa kita ganti secepat kilat menjadi sebuah tantangan menarik menjanjikan untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan promosi karir atau bonus. Tapi pikiran belum cukup, berikutnya lebih penting...

Perasaan (hati -bawah sadar), yang kedua, lebih penting. Anda tidak dapat bertahan lama berpikiran positif, jika perasaan di benak masih direcoki dengan ketakutan -cemas-amarah. Sebaliknya, jika perasaan dalam arah positif, maka pikiran positif lebih mudah muncul dan semi-permanen. Begitu pikiran dapat diganti ke arah positif, segera lakukan peralihan perasaan kearah yang sama, yaitu positif. Rasakan perasaan bahagia yang pernah anda rasakan, kemudian perbesar perasaaan itu dengan pikiran positif yang diprogram. Misalnya anda pernah merasakan bahagia saat mendapat penghargaan atas prestasi, ingat kembali dalam hati perasaan itu, rasakan, dan perbesar dengan pikiran positif yang tadi diprogram.

Ketiga dan yang paling penting, adalah Menerima (spiritual). Orang jawa tengah jaman kakek kita sering bilang, kalo orang bisa hidup "nerimo" ikhlas, maka sandang pangan lahir batin bisa tentram. Ada benarnya. Hanya saja, hidup "nerimo" apa adanya tidak lagi cukup di abad ini. Hidup "nerimo" abad ini harus dilengkapi dengan kemampuan otak berpikir kreatif positif dan mengelola perasaan secara efektif. Jika konsisten, hasil yang dipetik adalah ketentraman yang berkelimpahan.

Menerima yang dimaksud adalah bersyukur serta menikmati apa yang telah dilakukan seolah -olah telah memperoleh apa yang diinginkan. Memang tidak dapat diukur dengan angka mengenai kadar dari penerimaan ini, tapi pembuktian dari banyak sampel personal menunjukkan bahwa kemampuan menikmati sesuatu dan merasa seolah -olah telah mendapatkan hasilnya, pada suatu waktu yang random, memberikan hasil final yang jauh lebih efektif dan optimal serta mendekati ekpektasi awal walaupun tidak persis sama. Semacam mistis memang,tapi saya yakin suatu saat, para scientist --dan saya juga berharap ikut serta dapat menemukan tolak ukur yang mendekati keakuratan.

Mudah ? saya pribadi lebih suka mengatakan : tak semudah membalik telapak tangan. Kita membutuhkan komitmen untuk mau melakukan perubahan demi perubahan dengan kesabaran. Tapi memang ada cara -cara yang lebih cepat dan teknologi yang lebih efektif.

Saya janjikan ini film yang sangat menarik untuk anda tonton. Anda bisa download full filmnya tanpa subtitle di situs ini. Paswordnya: globalse

Read More......

Hilang Stress dengan Terapi Gelombang Otak

Pernahkah Anda mengalami "bencana" yang datang beruntun dalam satu hari ?
Sebagai contoh, ketika Anda harus memberikan presentasi penting bagi
kemajuan karier, tiba-tiba datang telepon dari rumah yang mengabarkan bahwa anak Anda yang masih kecil dilarikan ke rumah sakit karena mendadak badannya panas tinggi. Lalu ketika berusaha menenangkan diri dengan meneguk secangkir kopi, tanpa sengaja tangan tersenggol pinggiran meja sehingga sebagian kopi tumpah ke baju.

Bisa juga saat itu Anda sedang berkonsentrasi penuh karena sedang menghadapi deadline pekerjaan. Tiba -tiba datang teman atau kerabat yang butuh pertolongan segera, atau ada berita menyedihkan yang datang dari orang yang paling kita sayangi. Tapi mungkin juga, kita memang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang "berbakat" mengubah suasana kerja atau suasana rumah menjadi tidak menyenangkan.

Di saat muncul banyak masalah, baik di kantor maupun di rumah, kita cenderung bereaksi dengan panik dan memunculkan emosi negatif. Padahal kepanikan justru membuat kita semakin sulit berkonsentrasi. Jika konsentrasi buyar, kita menjadi semakin cemas. Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi demikian? Sebenarnya hal-hal semacam itu akan lebih mudah diatasi kalau kita memahami cara bekerjanya otak. Kita perlu memiliki ketrampilan mengendalikan gelombang otak yang bisa memudahkan kita menenangkan diri di saat panik.

Dengan memahami posisi gelombang otak, kita bisa mengatur mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan setiap hal yang kita lakukan.Untuk mencapai kebahagiaan lewat kendali gelombang otak, kita bisa belajar dari anak -anak. Pernahkah Anda memperhatikan anak -anak ketika sedang bermain dengan teman-temannya? Lihatlah betapa mudahnya mereka tertawa bahagia. Meskipun mungkin baru saja saling mencakar dan sama-sama menangis, tapi beberapa menit kemudian mereka seolah sudah melupakan tangisan dan sudah kembali bermain bersama dengan kompaknya.

Menurut Robert Monroe dari Monroe Institute, hal itu karena anak masih mudah menyetel gelombang otaknya memasuki frekuensi alpha Frekuensi alpha -theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks,melamun dan berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.

Memasuki frekuensi alpha -theta itu sebenarnya merupakan ketrampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa , ketrampilan memasuki kondisi alpha - theta itu hilang.

Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.

Alfa -Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah ketrampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah -olah sellau berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.

Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.

Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha -theta dengan cepat?

Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan latihan -latihan meditasi, yoga, atau taichi. Latihan-latihan itu bisa sangat membantu meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak. Para penyembuh yang menggunakan energi dan tenaga dalam, karena tuntutan pekerjaannya umumnya telah menuai keterampilan ini secara otomatis.

Menurut Robert Monroe, selain cara - cara tersebut, otak juga bisa dilatih dengan teknologi software audio yang disebutnya brainwave entrainment (bukan entertainment). Teknologi berupa program komputer ini berisi bunyi-bunyian dengung yang menimbulkan gelombang tertentu yang dengan mudah akan diterima otak.

Caranya yaitu dengan melakukan entrainment (bukan entertainment). Yaitu istilah yang digunakan untuk melatih belahan otak kiri dan otak kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan tingkat kerjasama yang tinggi, umumnya akan membuat orang melihat kehidupan dengan lebih obyektif, tanpa ketakutan dan kecemasan.

Selain lebih mudah memasuki kondisi khusuk atau rileks yang dalam, juga memiliki kemampuan memfokuskan konsentrasi yang lebih baik. Selain itu karena kondisinya lebih sinkron dan seirama, otak akan mengeluarkan senyawa kimia penyebab rasa nyaman dan nikmat dalam jumlah besar sehingga terjadi relaksasi secara alami. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan latihan - latihan meditasi, yoga, tai chi, dan lainnya terobosan teknologi terbaru ini bisa membantu.

Read More......

RESONANSI

Apapun yang kita pikirkan dan rasakan akan selalu beresonansi dengan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita bahkan dengan alam semesta

Hal paling utama untuk mengetahui rahasia di balik hukum ketertarikan (Law of Attraction) adalah RESONANSI. Apa itu resonansi?

Saya ingin mengajak Anda untuk melakukan sebuah percobaan sederhana di rumah Anda. Belilah 2 (dua) buah garpu tala yang memiliki frekuensi yang sama (dasar). Anda bisa mencari garpu tala tersebut di toko-toko yang menjual alat-alat laboratorium dan kesehatan. Setelah Anda sudah mendapatkan kedua garpu tala yang memiliki frekuensi yang sama, maka lakukanlah percobaan berikut ini: Ketuklah garpu tala yang pertama dengan memukulkan garpu tala tersebut pada sebuah benda yang keras. Secara otomatis garpu tala itu akan langsung bergetar; begitu bergetar maka sesegera mungkin dekatkan garpu tala yang bergetar tersebut pada garpu tala yang satunya lagi. Dekatkan sedekat mungkin, dan jagalah agar kedua garpu tala tersebut tidak saling bersentuhan satu sama lain. Apa yang terjadi? Anda dapat melihat dan merasakan dengan jelas bahwa garpu tala yang kedua (garpu tala yang tidak bergetar) begitu berdekatan dengan garpu tala yang pertama (garpu tala yang diketuk sehingga bergetar) akan ikut bergetar mengikuti getaran yang ditimbulkan oleh garpu tala yang pertama. Fenomena ini disebut dengan RESONANSI. Garpu tala yang kedua beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala yang pertama. Hal ini bisa terjadi karena kedua garpu tala tersebut memiliki frekuensi yang sama.

Anda juga mungkin pernah melihat fenomena seperti ini di sekeliling Anda. Pernahkah Anda melihat ketika sebuah pesawat terbang melintas agak rendah di atas rumah Anda, dan kemudian Anda melihat jendela rumah Anda tiba-tiba bergetar? Seiring dengan semakin dekat pesawat tersebut melintas di atas rumah Anda, getaran jendela rumah pun semakin kuat bergetar. Dan ketika pesawat terbang menjauh dari rumah Anda, maka perlahan-lahan getaran jendela pun mereda dan akhirnya berhenti bergetar. Fenomena ini juga disebut dengan resonansi. Hal ini dapat terjadi karena frekuensi suara pesawat yang dihasilkan dari mesin pesawat memiliki frekuensi yang sama dengan kaca jendela rumah Anda.

Kedua fenomena ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa JIKA DUA BUAH BENDA ATAU LEBIH YANG MEMILIKI FREKUENSI YANG SAMA, MAKA GETARAN BENDA YANG SATU DAPAT MEMPENGARUHI BENDA YANG LAINNYA SEHINGGA IKUT BERGETAR. Kedua buah benda atau lebih tersebut tidaklah harus benda yang sama, tapi yang paling penting adalah memiliki frekuensi yang sama.


Fenomena resonansi juga dapat Anda lihat ketika Anda ingin menyetel radio di rumah Anda. Anda hanya bisa mendengar suara radio dari sebuah stasiun radio jika Anda menyetel frekuensi yang sama di radio Anda dengan frekuensi yang dipancarkan oleh stasiun radio tersebut. Jika Anda mengubah frekuensinya, maka Anda akan berpindah pada stasiun radio yang lain, yang memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi yang telah Anda setel pada radio Anda.

Begitu juga ketika Anda ingin menonton sebuah saluran televisi. Frekuensi tertentu yang Anda setel, Anda dapat menonton sebuah stasiun televisi yang sesuai dengan frekuensi yang Anda setel itu. Biasanya frekuensi setiap stasiun televisi telah diatur dan disimpan sedemikian rupa pada angka-angka tertentu, sehingga cukup dengan menekan angka tertentu maka Anda bisa menikmati siaran televisi yang Anda inginkan. Anda juga bisa melihat fenomena resonansi pada diri Anda sendiri.

Sekarang juga, coba pikirkan tentang diri Anda dan teman jalan Anda saat ini. Jika Anda berada dalam satu group pertemanan (memiliki beberapa teman baik sekaligus yang berada dalam satu kelompok), maka perhatikanlah tinggi badan Anda dengan mereka? Atau perhatikan selera humor Anda dengan mereka? Atau perhatikan selera makan Anda dengan mereka? Atau perhatikan hobi Anda dengan mereka? Atau perhatikan gaya bicara dan topik pembicaraan Anda dengan mereka? Bahkan, cobalah Anda perhatikan tingkat kekayaan Anda dengan mereka? Dan atau-atau yang lain? Anda bisa melihat bahwa tinggi badan Anda serupa dengan tinggi badan mereka. Anda juga bisa melihat gaya bicara dan topik pembicaraan Anda serupa dengan mereka. Anda juga memiliki tingkat kekayaan yang mirip dengan mereka. Dan Anda bisa memperhatikan semua kemiripan Anda dengan mereka. Kenapa hal ini terjadi? Karena adanya kesamaan frekuensi pada pikiran dan perasaan Anda dengan teman-teman Anda tersebut. Hal ini bisa terjadi karena hampir setiap orang merasa nyaman dengan keadaan mereka saat ini, dan semakin nyaman ketika ada yang mirip dan serupa dengan mereka.

Hal ini juga mengisyaratkan kepada kita bahwa hampir setiap orang memiliki keadaan pikiran dan perasaan yang berada pada frekuensi netral. Frekuensi netral ini sering juga disebut sebagai frekuensi dasar. Ketika seseorang berada pada frekuensi dasar (netral), maka kemungkinan besar ia akan mudah dipengaruhi oleh keadaan di sekelilingnya. Jadi, jangan heran jika Anda dan teman-teman Anda akan selalu berada pada lingkungan pertemanan yang itu-itu saja, sebab Anda dan teman-teman Anda merasa nyaman dengan keadaan saat ini. Oleh sebab itu, jika seseorang berada pada frekuensi dasar, maka hanya ada satu pilihan, yaitu akan selalu beresonansi (ikut bergetar/dipengaruhi) terhadap sesuatu yang lain, dan akan beresonansi pada zona kenyamanan yang Anda rasakan saat ini (frekuensi dasar). Dan jika sudah berada pada zona kenyamanan, maka seseorang akan selalu mendapatkan yang itu-itu saja, Anda akan cenderung mendiskusikan topik yang itu-itu saja dengan teman-teman Anda.

Berbeda jika Anda memiliki fokus pikiran dan perasaan pada tujuan tertentu. Jika ini terjadi pada Anda, maka Andalah yang menjadi pusat resonansi. Dengan kata lain, segala sesuatunya akan ikut beresonansi (ikut bergetar/dipengaruhi) dengan tujuan yang Anda inginkan. Anda selalu bergerak keluar dari zona kenyamanan, dan orang-orang di sekeliling Anda akan mengikuti Anda, tentunya dengan kecepatan mereka masing-masing dalam mengikuti Anda. Yang jelas, Anda akan menemukan orang-orang yang serupa dengan Anda dan memiliki tingkat kecepatan bergerak yang serupa dengan Anda, dan Anda juga akan mempengaruhi orang-orang yang berada pada frekuensi netral, yang secara perlahan-lahan mengikuti pola kecepatan bergerak Anda keluar dari zona kenyamanan.

Jadi hal paling utama akan terjadinya resonansi adalah kesamaan frekuensi. Apa itu frekuensi? Dan bagaimana kita sebagai manusia menyetel frekuensi kita agar beresonansi (menarik) apapun yang kita inginkan?

Read More......

FFR-FREQUENCY FOLLOWING RESPONSE

Jika pada dua buah benda atau lebih bisa terjadi resonansi, maka apakah resonansi (ikut bergetar) bisa juga terjadi pada otak manusia? Menurut Anda bagaimana? Pernahkah Anda mendengar istilah Binaural Beat? Teknologi binaural beat ditemukan dan diselidiki pertama kali oleh Heinrich Wilhelm Dove. Sekarang kita akan melihat apa yang dimaksud dengan binaural beat!

Jika Anda mendengarkan suara musik stereo, dimana pada telinga kanan berfrekuensi 500Hz dan pada telinga kiri berfrekuensi 510Hz, maka antara kedua frekuensi tersebut akan ada suara yang dihasilkan oleh selisih dari kedua frekuensi tersebut. Selisih ini disebut dengan binaural beat (pelayangan 2 sinyal). Beat (pelayangan) ini dihasilkan oleh dua buah suara yang memiliki frekuensi berbeda. Hal ini dapat kita lihat pada persamaan berikut:
fbeat = f2 – f1; dimana f1 = 500Hz dan f2 = 510Hz
sehingga diperoleh fbeat = 10Hz

Dengan adanya dua frekuensi yang berbeda ini, maka pusat syaraf kita akan merekam tiga jenis frekuensi yang berbeda sekaligus, yaitu 500Hz, 510Hz, dan frekuensi beat yang dihasilkan oleh selisih kedua frekuensi tersebut, yaitu 10Hz. Perlu juga diketahui bahwa telinga manusia hanya mampu mendengar suara pada rentang 20Hz sampai dengan 20KHz.

Jadi, suara beat (pelayangan) tersebut tidak akan didengar oleh kedua telinga manusia, tetapi akan langsung menstimulus pusat syaraf di otak manusia.
Sistem syaraf otak kemudian akan ber-resonansi (mengikuti) frekuensi beat ini.

Dengan kata lain, pusat syaraf otak manusia pun dapat mengalami resonansi. Resonansi yang terjadi pada pusat syaraf otak ini disebut FFR (Frequency Following Response). Jadi dapat kita simpulkan bahwa FFR ini dapat terjadi pada sistem syaraf otak dengan memberikan stimulus berupa teknologi yang mampu menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu (sesuai dengan tingkat frekuensi otak yang ingin dicapai, Beta; Alpha; Theta; atau Delta) yaitu binaural beat frequency.

Dengan demikian, binaural beat frequency dapat kita defenisikan sebagai berikut: frekuensi yang dihasilkan melalui perhitungan matematika kompleks sehingga mampu menginterfensi dan menstimulasi gelombang otak untuk memasuki kondisi tertentu.
Frekuensi binaural beat ini memiliki pengaruh yang sangat kuat (bahkan lebih kuat dari musik klasik) karena gelombang yang dihasilkan langsung memberi stimulasi pada pusat syaraf otak.

Frekuensi beat ini akan langsung masuk melalui kedua telinga (Anda harus menggunakan headphone stereo kiri dan kanan atau menggunakan speaker yang diletakkan di samping kiri dan kanan agar otak merespon cukup baik) dan langsung menstimulasi sistem syaraf limbic (pusat emosi) manusia.

Penting juga untuk diketahui bahwa stimulasi gelombang otak agar terjadi FFR ini, bisa juga terjadi dengan stimulasi melalui visual (mata), dan melalui alat peraba/perasa (tangan dan tubuh). Dengan kata lain, FFR ini dapat terjadi melalui indera manapun.

Terdapat sebuah eksperimen menarik yang menjelaskan adanya FFR ini melalui interaksi dengan manusia lainnya. Seperti yang telah Anda lihat di atas, frekuensi beat akan langsung menstimulasi sistem syaraf limbic (pusat emosi), sehingga terjadi FFR seperti yang diinginkan (Beta, Alpha, Theta, atau Delta; atau kondisi santai, rileks, hipnosis, meditasi, dan lainnya). Dengan kata lain, FFR ini dapat terjadi dengan mudah melalui stimulasi sistem emosi manusia. Nah, eksperimen ini mengacu pada sistem emosi tersebut.

Dalam eksperimen ini melibatkan beberapa sukarelawan yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan berdiskusi secara empat mata dengan Tuan Bahagia, dan kelompok kedua akan melakukan hal yang sama juga tetapi mereka akan berdiskusi secara empat mata dengan Tuan Menjengkelkan. Pembicaraan yang mereka lakukan adalah pembicaraan yang sering dibicarakan sehari-hari, mulai dari hobi, kegiatan sehari-hari, tentang film, tentang musik, dan lain-lain. Baik Tuan Bahagia maupun Tuan Menjengkelkan diminta untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu selama pembicaraan empat mata tersebut berlangsung.

Apa yang terjadi kemudian? Tanpa disadari, para sukarelawan yang asyik berbincang dengan Tuan Bahagia ini melakukan gerakan yang sama persis yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Jika Tuan Bahagia meletakkan kedua tangannya di belakang kepala, maka beberapa detik kemudian sang sukarelawan akan mengikutinya. Jika Tuan Bahagia menggaruk kepala, maka beberapa detik kemudian sang sukarelawan akan melakukan hal yang sama. Ternyata tanpa mereka sadari, perbincangan yang menyenangkan ini membuat mereka saling terikat pada satu ikatan emosional, sehingga membuat mereka mengikuti (tanpa disadari) semua gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Sistem emosi mereka mendapat stimulus BAHAGIA, sehingga otak mereka mengalami FFR (ber-resonansi) dengan Tuan Bahagia; dan resonansi ini dialirkan ke seluruh tubuh sehingga mulai menirukan gerakan yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Dalam dunia NLP, menirukan gerakan ini disebut dengan Mirroring.

Lantas bagaimana dengan sukarelawan yang berbincang-bincang dengan Tuan Menjengkelkan? Anda sudah bisa menebak. Tidak satu pun dari para sukarelawan tersebut yang mengikuti gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan oleh Tuan Menjengkelkan. Dengan kata lain, sistem emosi mereka tidak mengalami FFR (resonansi).

Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa jika resonansi terjadi karena adanya kesamaan frekuensi, maka resonansi (FFR) dapat juga terjadi karena kesamaan emosi bahagia yang dirasakan. Oleh sebab itu, selain pentingnya kita mengandalkan kekuatan pikiran kita, kita juga harus mengandalkan kekuatan emosi kita. Dan cobalah simak perkataan Rhonda Byrne (penulis buku The Secret) berikut ini: “Jalan pintas ke segala sesuatu yang Anda inginkan dalam hidup adalah MENJADI dan MERASA BAHAGIA sekarang juga”.

Apa itu kebahagiaan? Dan bagaimana agar seseorang bisa menemukan kebahagiaan? Semoga kita semua bahagia selamanya!

Read More......

Buku Tamu

This blog is dedicated to Forex Trader.
Please come back and visit often
as it will be updated on a regular basis
regarding various topics about Fx Trading
fosamax litigation