Gambar orang mancing di atas persis spt kehidupan para losser di forex: mau santai2 dpt duit, tapi lihat...
Yg pertama trading di tahan wkt sdg loss.
Yg kedua profit sedikit2 diambil.

Kedua kebiasaan itu ilusi yang akan menghasilkan cara trading yang loss. Sikap yang benar seharusnya adalah: quick cut loss & let the profit run. Sewaktu merencanakan entry kita sudah tahu dimana kita akan cut loss, dan itu harus ditaati. Sedangkan profitnya tdk usah kita pikirkan, krn begitu arah kita benar maka kita tahan/hold posisi open kita selama mungkin dg memasang SL yg digeser2. Tidak penting berapa kali kita menang, yang penting waktu kalah kita lossnya terbatas dan waktu menang profitnya buanyakkk.
Klik gambar di bawah ini utk melihat bgm seharusnya kehidupan kita sbg pendekar forex
You can be FREE.
You can live and work anywhere in the world.
You can be independent of routine and not answer to anybody.
This is the life of a successful trader

A road diverged in a wood and I took the one less traveled by. And that has made all the difference

FFR-FREQUENCY FOLLOWING RESPONSE

Jika pada dua buah benda atau lebih bisa terjadi resonansi, maka apakah resonansi (ikut bergetar) bisa juga terjadi pada otak manusia? Menurut Anda bagaimana? Pernahkah Anda mendengar istilah Binaural Beat? Teknologi binaural beat ditemukan dan diselidiki pertama kali oleh Heinrich Wilhelm Dove. Sekarang kita akan melihat apa yang dimaksud dengan binaural beat!

Jika Anda mendengarkan suara musik stereo, dimana pada telinga kanan berfrekuensi 500Hz dan pada telinga kiri berfrekuensi 510Hz, maka antara kedua frekuensi tersebut akan ada suara yang dihasilkan oleh selisih dari kedua frekuensi tersebut. Selisih ini disebut dengan binaural beat (pelayangan 2 sinyal). Beat (pelayangan) ini dihasilkan oleh dua buah suara yang memiliki frekuensi berbeda. Hal ini dapat kita lihat pada persamaan berikut:
fbeat = f2 – f1; dimana f1 = 500Hz dan f2 = 510Hz
sehingga diperoleh fbeat = 10Hz

Dengan adanya dua frekuensi yang berbeda ini, maka pusat syaraf kita akan merekam tiga jenis frekuensi yang berbeda sekaligus, yaitu 500Hz, 510Hz, dan frekuensi beat yang dihasilkan oleh selisih kedua frekuensi tersebut, yaitu 10Hz. Perlu juga diketahui bahwa telinga manusia hanya mampu mendengar suara pada rentang 20Hz sampai dengan 20KHz.

Jadi, suara beat (pelayangan) tersebut tidak akan didengar oleh kedua telinga manusia, tetapi akan langsung menstimulus pusat syaraf di otak manusia.
Sistem syaraf otak kemudian akan ber-resonansi (mengikuti) frekuensi beat ini.

Dengan kata lain, pusat syaraf otak manusia pun dapat mengalami resonansi. Resonansi yang terjadi pada pusat syaraf otak ini disebut FFR (Frequency Following Response). Jadi dapat kita simpulkan bahwa FFR ini dapat terjadi pada sistem syaraf otak dengan memberikan stimulus berupa teknologi yang mampu menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu (sesuai dengan tingkat frekuensi otak yang ingin dicapai, Beta; Alpha; Theta; atau Delta) yaitu binaural beat frequency.

Dengan demikian, binaural beat frequency dapat kita defenisikan sebagai berikut: frekuensi yang dihasilkan melalui perhitungan matematika kompleks sehingga mampu menginterfensi dan menstimulasi gelombang otak untuk memasuki kondisi tertentu.
Frekuensi binaural beat ini memiliki pengaruh yang sangat kuat (bahkan lebih kuat dari musik klasik) karena gelombang yang dihasilkan langsung memberi stimulasi pada pusat syaraf otak.

Frekuensi beat ini akan langsung masuk melalui kedua telinga (Anda harus menggunakan headphone stereo kiri dan kanan atau menggunakan speaker yang diletakkan di samping kiri dan kanan agar otak merespon cukup baik) dan langsung menstimulasi sistem syaraf limbic (pusat emosi) manusia.

Penting juga untuk diketahui bahwa stimulasi gelombang otak agar terjadi FFR ini, bisa juga terjadi dengan stimulasi melalui visual (mata), dan melalui alat peraba/perasa (tangan dan tubuh). Dengan kata lain, FFR ini dapat terjadi melalui indera manapun.

Terdapat sebuah eksperimen menarik yang menjelaskan adanya FFR ini melalui interaksi dengan manusia lainnya. Seperti yang telah Anda lihat di atas, frekuensi beat akan langsung menstimulasi sistem syaraf limbic (pusat emosi), sehingga terjadi FFR seperti yang diinginkan (Beta, Alpha, Theta, atau Delta; atau kondisi santai, rileks, hipnosis, meditasi, dan lainnya). Dengan kata lain, FFR ini dapat terjadi dengan mudah melalui stimulasi sistem emosi manusia. Nah, eksperimen ini mengacu pada sistem emosi tersebut.

Dalam eksperimen ini melibatkan beberapa sukarelawan yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan berdiskusi secara empat mata dengan Tuan Bahagia, dan kelompok kedua akan melakukan hal yang sama juga tetapi mereka akan berdiskusi secara empat mata dengan Tuan Menjengkelkan. Pembicaraan yang mereka lakukan adalah pembicaraan yang sering dibicarakan sehari-hari, mulai dari hobi, kegiatan sehari-hari, tentang film, tentang musik, dan lain-lain. Baik Tuan Bahagia maupun Tuan Menjengkelkan diminta untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu selama pembicaraan empat mata tersebut berlangsung.

Apa yang terjadi kemudian? Tanpa disadari, para sukarelawan yang asyik berbincang dengan Tuan Bahagia ini melakukan gerakan yang sama persis yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Jika Tuan Bahagia meletakkan kedua tangannya di belakang kepala, maka beberapa detik kemudian sang sukarelawan akan mengikutinya. Jika Tuan Bahagia menggaruk kepala, maka beberapa detik kemudian sang sukarelawan akan melakukan hal yang sama. Ternyata tanpa mereka sadari, perbincangan yang menyenangkan ini membuat mereka saling terikat pada satu ikatan emosional, sehingga membuat mereka mengikuti (tanpa disadari) semua gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Sistem emosi mereka mendapat stimulus BAHAGIA, sehingga otak mereka mengalami FFR (ber-resonansi) dengan Tuan Bahagia; dan resonansi ini dialirkan ke seluruh tubuh sehingga mulai menirukan gerakan yang dilakukan oleh Tuan Bahagia. Dalam dunia NLP, menirukan gerakan ini disebut dengan Mirroring.

Lantas bagaimana dengan sukarelawan yang berbincang-bincang dengan Tuan Menjengkelkan? Anda sudah bisa menebak. Tidak satu pun dari para sukarelawan tersebut yang mengikuti gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan oleh Tuan Menjengkelkan. Dengan kata lain, sistem emosi mereka tidak mengalami FFR (resonansi).

Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa jika resonansi terjadi karena adanya kesamaan frekuensi, maka resonansi (FFR) dapat juga terjadi karena kesamaan emosi bahagia yang dirasakan. Oleh sebab itu, selain pentingnya kita mengandalkan kekuatan pikiran kita, kita juga harus mengandalkan kekuatan emosi kita. Dan cobalah simak perkataan Rhonda Byrne (penulis buku The Secret) berikut ini: “Jalan pintas ke segala sesuatu yang Anda inginkan dalam hidup adalah MENJADI dan MERASA BAHAGIA sekarang juga”.

Apa itu kebahagiaan? Dan bagaimana agar seseorang bisa menemukan kebahagiaan? Semoga kita semua bahagia selamanya!

Buku Tamu

This blog is dedicated to Forex Trader.
Please come back and visit often
as it will be updated on a regular basis
regarding various topics about Fx Trading
fosamax litigation